68 Cekungan Migas Belum Terjamah, Potensi 2,41 Miliar Barel Minyak

4 weeks ago 10
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Maompang Harahap. Foto: Akbar Maulana/kumparan

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Kementerian ESDM mencatat Indonesia masih memiliki banyak sumber daya minyak dan gas bumi (migas). Data terbaru menunjukkan dari total 128 cekungan migas yang ada di Indonesia, sebanyak 68 cekungan atau sekitar 53 persen belum pernah dieksplorasi sama sekali.

Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Maompang Harahap menyebutkan ini menunjukkan bahwa perut bumi Indonesia masih memiliki potensi besar yang dapat dieksploitasi.

Cekungan-cekungan yang belum terjamah ini menyimpan potensi cadangan minyak sebesar 2,41 miliar barel dengan masa produksi diperkirakan mencapai 11 tahun. Sementara itu, untuk cadangan gas bumi diperkirakan mencapai 35,3 triliun kaki kubik (TCF) dengan masa produksi sekitar 15 tahun.

"Angka-angka ini menunjukkan potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi migas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (10/8).

Menurut Maompang, dari total 166 Wilayah Kerja (WK) Migas yang ada, 104 sudah berada di tahap produksi, dan 62 WK Migas lainnya masih dalam tahap eksplorasi. Dengan demikian, perlu ada eksplorasi untuk menemukan cadangan baru dan memperpanjang usia produksi di lapangan-lapangan yang sudah ada.

Sumur B13 Infill Clastic, Lapangan Banyu Urip, Cepu, Kabupaten Bojonegoro yang dikelola oleh PT Exxonmobil Indoensia. Foto: Abdul Latif/kumparan

Data menunjukkan bahwa pada periode 2027 hingga 2028, diperkirakan akan terjadi peningkatan produksi gas bumi yang signifikan, terutama berasal dari lapangan-lapangan seperti Geng North, IDD Gandang Gendalo, dan Andaman.

Geng North diproyeksikan akan menghasilkan tambahan produksi sebesar 1.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan cadangan mencapai 4,1 TCF. Lapangan ini diperkirakan akan mulai berproduksi pada tahun 2027.

IDD Gandang Gendalo: Dengan target produksi 517 MMSCFD dan cadangan 6,3 TCF, lapangan ini juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi gas nasional.

Kemudian Andaman, meskipun masih dalam tahap eksplorasi, lapangan ini diperkirakan memiliki potensi produksi sebesar 527 MMSCFD dengan cadangan sekitar 10 TCF.

Maompang menilai kendati prospeknya cerah, pengembangan lapangan gas baru juga dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti isu perizinan, ketersediaan infrastruktur, dan fluktuasi harga energi global.

Sumur B13 Infill Clastic, Lapangan Banyu Urip, Cepu, Kabupaten Bojonegoro yang dikelola oleh PT Exxonmobil Indoensia. Foto: Abdul Latif/kumparan

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah dan perusahaan migas perlu bekerja sama seperti melakukan pengeboran eksplorasi Targeting Giant Prospect pada rata-rata 54 sumur tiap tahun dan kerja sama Migas Non Konvensional dengan big player dunia seperti EOG Resources, CNPC, dan lain-lain.

"Diharapkan eksplorasi lebih lanjut di cekungan ini akan menemukan cadangan migas baru, yang akan meningkatkan produksi migas nasional dan memperpanjang masa depan industri migas Indonesia," tutup Maompang.

Read Entire Article