Jakarta -
Kisah menarik datang dari wanita asal Singapura ini. Sebelumnya ia bekerja sebagai bodyguard presiden. Namun, sebuah alasan membuatnya beralih menjadi penjual bubur.
Perjalanan karir seseorang dari waktu ke waktu tidak melulu sama. Beberapa mungkin betah menjalani pekerjaan yang sama dalam jangka panjang, tetapi ada juga yang pekerjaanya berubah-ubah karena alasan tertentu.
Contohnya wanita Singapura bernama Lim Hwee Yi yang saat ini memiliki pekerjaan sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Karirnya dimulai dari mimpinya saat muda. Setelah lulus dari politeknik pada tahun 2019, wanita itu bergabung dengan Kepolisian Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bergabung setelah enam bulan ikut pelatihan di Home Team Academy. Menurutnya, selama bulan terakhir pelatihan, personel dari Komando Keamanan Kepolisian datang untuk memberikan informasi tentang perekrutan. Hwee Yi merasa sangat tertarik dan langsung melakukan pendaftaran. Sampai akhirnya ia bergabung dengan Kepolisian Singapura.
Wanita ini bercerita jika ayahnya dulu adalah seorang chef hotel yang memiliki pengalaman berurusan dengan komando keamanan saat memasak untuk acara VVIP. Ayahnya memiliki kesan sangat positif terhadap mereka. Cerita ayahnya ini membuat Hwee Yi semakin yakin untuk bergabung, lapor cnalifestyle.channelnewsasia.com/ (19/09/2024).
Bergabungnya Hwee Yi di industri ini sampai membawanya kepada salah satu pekerjaan yang paling tidak umum dilakukan masyarakat Singapura.
Ini Lim Hwee Yi, sosok mantan bodyguard presiden yang beralih jadi penjual bubur. Foto: cnalifestyle.channelnewsasia.com / Lim Hwee Yi
Siapa sangka, dirinya menjadi pengawal pribadi Presiden Singapura. Selama lima tahun masa jabatannya, ia bertugas melindungi mantan Presiden Halimah Yacob, presiden saat ini, Tharman Shanmugaratnam dan pasangan mereka.
Wanita itu bercerita jika mantan Presiden Halimah Yacob saat itu membutuhkan lebih banyak pengawal perempuan. Setelah memenuhi berbagai kriteria sangat ketat, ia pun terpilih menjadi pengawal pribadi presiden.
Sayangnya, pekerjaan dia sebagai pengawal pribadi presiden harus berakhir. Bulan Mei tahun ini, Lim Hwee Yi membuat keputusan sulit. Ia meninggalkan pekerjaannya sebagai polisi dan mengambil alih warung bubur milik orang tuanya.
Orang tuanya memiliki warung bubur bernama Botak Cantonese Porridge yang saat ini punya dua gerai, di Our Tampines Hub dan One Punggol Hawker Centre.
Alasannya beralih menjadi pengusaha bubur disebabkan karena kondisi orang tuanya yang semakin tua. Lim Hwee Yi ingin orang tuanya lebih santai dan menjalani hidup lebih mudah.
Setelah lulus dari politeknik sebenarnya Hwee Yi ingin bekerja di warung kaki lima orang tuanya itu, tetapi dicegah oleh sang ibu. Menurut ibunya, wanita ini perlu meluangkan waktu lima tahun untuk mengejar cita-cita.
Keputusannya untuk keluar dari Kepolisian merupakan dilema yang sangat besar. Hwee Yi mengaku sangat mencintai pekerjaan sebelumnya, terlebih karena rekan kerja dan atasannya juga baik.
Ia mengambil bisnis kuliner orang tuanya yang menawarkan bubur kanton. Foto: cnalifestyle.channelnewsasia.com / Lim Hwee Yi
Namun, ia juga merasa perlu mengambil alih bisnis warung bubur orang tuanya. Hweee Yi merasa yakin untuk mengambil alih bisnis usai bertemu dengan tunangannya. Keduanya akhirnya bekerja sama menjalankan bisnis warung bubur orang tuanya itu.
Tentu wanita ini menemukan kesulitan yang berbeda dengan ketika ia menjadi pengawal pribadi. Sebelumnya, pekerjaan yang dilakukan hanya menuntut fisik dan mental, tetapi kali ini ia memiliki jam kerja yang lebih panjang.
Bahkan pada hari libur, terkadang ia datang untuk membantu. Sedangkan, ketika di pemerintahan, ia pasti mendapat dua hari libur dalam seminggu.
Lim Hwee Yi kini membantu bisnis orang tuanya itu. Foto: cnalifestyle.channelnewsasia.com / Lim Hwee Yi
Ke depannya, mantan pengawal pribadi itu berencana untuk membuka gerai bubur ketiga dan menggaet lebih banyak penjaja kaki lima muda. Ia tidak hanya ingin menjalani bisnis kuliner, tetapi juga berharap dapat membina satu atau dua anak muda.
Warung ini menawarkan bubur ala Kanton yang bisa dilengkapi dengan telur, daging babi, bakso, irisan sotong, ikan, hingga aneka seafood lainnya. Harganya juga masih terjangkau, dibanderol mulai dari S$3,30 atau sekitar Rp 38 ribu.
(aqr/adr)