Bukan Susu UHT, Ini Penyebab Diabetes Anak Naik Menurut IDAI

1 month ago 13
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) meluruskan kutipan viral yang mengaitkan diabetes dan gagal ginjal pada anak dengan konsumsi susu UHT. Ditegaskan, penyebab meningkatnya diabetes tipe 2 bukan susu UHT, melainkan gaya hidup yang tidak sehat.

"Padahal yang dimaksud adalah Diabetes tipe 2 yang mulai banyak terjadi pada anak remaja disebabkan gaya hidup yang tidak sehat termasuk pola makan yang banyak asupan ultra processed food (UPF), tinggi gula, dan zat tambahan lainnya," tegas dr Piprim dalam klarifikasi yang disampaikan di akun Instagram, Senin (5/8/2024).

"Perbanyak real food seperti ikan, unggas, daging, dan telur. Susu jangan dianggap superfood, sehingga ada yang memberi anaknya susu 8-10 botol sehari, batasi aja 200 ml sehari," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenai kutipan yang viral, dr Piprim mengaitkannya dengan wawancara pada sebuah acara. Dalam perayaan Hari Anak Nasional 2024 di Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024), dr Priprim memang sempat menyinggung kenaikan kasus diabetes serta gagal ginjal pada anak.

"Naik 70 persen. Masalah diabetes (anak) tipe 1 memang ada kenaikan, salah satu penyebabnya adalah deteksinya bagus," ujar dr Piprim dalam wawancara tersebut.

"Kalau tipe 2 (meningkat) karena lifestyle. Tidak dipungkiri sekarang ini kejadian obesitas meningkat pada anak-anak. Sekitar 80 persen anak diabetes itu disertai obesitas," sambungnya.

Terkait susu kemasan, dr Piprim dalam wawancara tersebut menjawab pertanyaan yang mengaitkannya dengan risiko diabetes pada anak. Soal pemberian makan pada anak, ia menekankan untuk mengurangi ultra processed food.

"Ya, susu (kemasan) mungkin komplementer saja, pelengkap saja. Tidak menjadi super food," ujar dr Piprim di kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).

"Jangan dibiasakan anak-anak itu dengan ultra processed food sejak awal. Apalagi junk food, itu nanti macem-macem dampak kesehatannya, termasuk yang sekarang lagi heboh itu kena ginjal dan sebagainya. Saya kira kita mesti aware pada pemberian makanan pada anak-anak," tutup dr Piprim.


(dpy/up)

Read Entire Article