Jakarta -
Di era modern ini, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan tetap dituntut semakin meningkat, terutama di kalangan anak muda. Generasi muda memiliki peran vital dalam upaya pelestarian alam dan penciptaan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Founder dari Desa Bumi Gamma Thohir menilai peran dari anak muda sangat penting dalam membantu mengatasi masalah isu lingkungan. Pasalnya, mereka para pemuda memiliki kesempatan yang besar untuk turut berkontribusi dalam menghadirkan inovasi di bidang lingkungan.
"Mungkin untuk saya anak muda sebagai penggagas. Saya awal mulai di usia 15 tahun sudah peduli terhadap lingkungan," kata Gamma di acara talkshow Festival LIKE 2 bertema 'Pemuda dan Tantangan Menciptakan Environmental Citizenship di Indonesia', di JCC, Kamis (8/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kisah anak muda aktivitas lingkungan ialah salah seorang pelajar dari SMA 2 Semarang, Alyaneyda Khoirunnisa Rinandi. Remaja kelas 12 penerima manfaat dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) ini telah lama aktif menjaga lingkungan dengan melakukan aksi bersih-bersih lingkungan seperti sungai, pantai hingga melakukan penanaman pohon.
"Sebenernya dari kecil aku udah interest karena emang dari kecil itu orang tuaku selalu marahin kalau misalnya kita bertamasya itu selalu ke nature gitu, daripada ke bangunan-bangunan kayak mal dan sebagainya. Tapi makin ke sini makin interest lagi mulai ke aksi lingkungan mulai masuk ke riset lingkungan juga. Jadi aku jalanin dua-duanya itu karena riset itu membantu aku untuk menyelesaikan masalah lingkungan dan aksi lingkungan itu membantu aku supaya tahu kondisi lingkungan itu dan masalah lingkungan itu apa," jelas Alya yang juga merupakan salah satu narasumber di event talkshow Festival LIKE tersebut.
Foto: Istimewa
Alya menilai lingkungan Indonesia saat ini ibaratnya sudah semakin sakit, dengan pemanasan global. Selain itu, banyak sekali flora dan fauna yang sudah punah.
"Kayaknya kita perlu agent of change pemuda ini untuk lebih melakukan aksi ke lingkungan," katanya.
Oleh karenanya, ia bersama teman-teman sebayanya membentuk komunitas lingkungan di sekolah bernama Gen Pelita. Setiap pekan komunitas yang paling aktif berjumlah 15 orang tersebut membersihkan lingkungan sekolah. Tak hanya itu, banyak event-event pembersihan skala besar yang telah dilakukan komunitas yang telah ada sejak tahun 2020 ini.
"Nah jadi kalau sama komunitas itu, aku biasa emang agenda rutinya bersih-bersih sekolah, sama ada kayak gorong-gorong atau juga sungai kecil di sekitar sekolah itu, aku juga bersihin itu dan untuk beberapa panggilan dinas kayak DLH gtu, ketika mereka mau mengadakan clean up bareng, biasanya komunitas Gen Pelita ini yang keluar," ungkap Alya.
Untuk diketahui, Festival LIKE 2 merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan). Adapun tema yang diambil dalam festival yang digelar pada 8-11 Agustus 2024 dI Jakarta Convention Center Hall A & B, Senayan, Jakarta ini yaitu '10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas'
Acara ini akan diisi oleh berbagai kegiatan diantaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talk Show, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night.
(akn/ega)