Mengutip South China Morning Post, perwakilan dari China State Shipbuilding Corporation (CSSC) telah melakukan perjalanan ke Jakarta dalam beberapa bulan terakhir, dengan kunjungan terakhir yang dilaporkan pada tanggal 4 Juli. Perjalanan tersebut bertujuan untuk menawarkan kapal selam diesel-listrik (SSK) S26T dan kapal perusak berpeluru kendali kepada Kementerian Pertahanan Indonesia yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dengan harga diskon.
“Kementerian tersebut mengkonfirmasi tawaran kapal selam tersebut tetapi mengatakan prosesnya masih dalam tahap proposal,” tulis laporan tersebut.
Kunjungan para eksekutif CSSC itu dilakukan setelah Asia-Pacific Defence Journal melaporkan bahwa Angkatan Laut Indonesia telah menunjukkan minat pada bulan Januari untuk membeli sistem rudal pantai YJ-12E buatan China.
Jika terkonfirmasi, pembelian tersebut akan sejalan dengan tahap ketiga rencana Kekuatan Pokok Minimum (MEF) Indonesia, sebuah cetak biru yang digariskan pada tahun 2009 untuk memodernisasi perangkat keras militer negara yang sudah tua.
Meskipun Tiongkok menawarkan kapal selam baru dan peralatan pertahanan lainnya, Indonesia masih belum memastikan minatnya mengembangkan kemitraan industri pertahanan dengan Beijing.
Koordinator Penelitian dan Manajer Konsultan Semar Sentinel Indonesia, Anastasia Febiola, mengatakan pengadaan kapal ini akan menandai pergeseran dalam hubungan pertahanan Indonesia dengan China.
Sejauh ini, Indonesia telah membeli rudal antikapal C-705 dan C-802, kendaraan udara tak berawak, dan sistem pertahanan udara gerak sendiri dari Tiongkok.
Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis, program pengadaan pertahanan terkini dengan Tiongkok ini hanya mewakili 0,09 persen dari total kesepakatan impor pertahanan senilai USD 30 miliar yang ditandatangani Jakarta sejak 2014.
"Namun kali ini tawaran China adalah kapal selam, yang merupakan sistem persenjataan utama," kata Anastasia.
Anastasia menjelaskan, tawaran tersebut merupakan perkembangan yang menarik karena Indonesia baru saja menandatangani kontrak senilai USD 2 miliar dengan produsen Prancis Naval Group untuk dua kapal selam baru.
Selain kesepakatan kapal selam baru-baru ini dengan Prancis, Indonesia mendapatkan persenjataan militernya dari Italia, Swedia, Belgia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Indonesia telah berupaya untuk mendiversifikasi impor pertahanannya untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan pada satu pemasok saja.
Sementara itu, Dire...