Densus 88 Pastikan Terduga Teroris di Batu dan Jakbar Tak Berkaitan

1 month ago 14
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan tersangka kasus terorisme yang ditangkap di Batu, Jawa Timur, tak berkaitan dengan dua tersangka teroris di Jakarta Barat. Meskipun ketiganya sama-sama terafiliasi simpatisan Daulah Islamiyah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Tidak ada. Jadi nggak ada kaitannya dengan yang di Malang kemarin," kata juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Aswin membenarkan para pelaku teradikalisasi kelompok terorisme melalui lewat media sosial. Namun, kata dia, mereka mengakses informasi dari grup media sosial dan laman (website) yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, fenomena itu menunjukkan bahwa banyak sekali grup yang mencoba merekrut anggota teroris tanpa ketemu fisik.

"Ini menunjukkan bahwa banyak sekali grup seperti ini yang mencoba merekrut tanpa ketemu fisik. Hanya melalui grup-grup social media ataupun propaganda di website atau internet yang mereka miliki," ungkap Aswin.

Kendati begitu, Aswin menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk men-take down unggahan radikalisme dan terorisme yang kerap dilakukan melalui grup medsos.

"Sudah banyak grup social media ataupun website yang kita laporkan yang sudah di-take down atau dilakukan tindakan baik dari Humas Polri maupun dari Menkominfo," tutur Aswin.

Secara teknis, jelas dia, penyelidik Densus 88 atau unit intelijen yang bekerja di Densus 88 dan unit penyidik terus melakukan monitoring, baik secara fisik jaringan-jaringan yang sudah dikenal maupun konten-konten di internet.

"Jadi kita melakukan seperti skrining atau monitoring dari grup-grup yang memang memiliki aktivitas terkait propaganda teror atau propaganda ISIS khususnya," terangnya.

Sebagai informasi, pada Rabu (31/7), Densus 88 menangkap seorang pelajar berinisial HOK (19) di Batu, Jawa Timur. HOK disebut telah merakit bom dan berencana melakukan bom bunuh diri di dua tempat ibadah di Malang

Selang tujuh hari, Densus 88 kembali melakukan penangkapan terhadap dua teroris pendukung ISIS di Jakarta Barat. Dua tersangka berinisial RJ dan AM, mereka disebut pernah merakit bom untuk merencanakan aksi teror dan mengunggah propaganda ISIS di media sosial.

Di sisi lain, Aswin juga meminta masyarakat waspada terhadap penyebaran propaganda dan radikalisme jaringan teror di media sosial.

"Kami mengimbau keluarga, orang tua, kawan, kerabat yang mengetahui orang-orang di sekitarnya yang melakukan aktivitas yang mengarah kepada tindak pidana terorisme, seperti mengakses, mengunggah," imbau Aswin.

"Kemudian menyebarkan bahan-bahan propaganda Daulah Islamiyah Islamic State ataupun kelompok-kelompok teror jaringan lainnya segera melapor kepada satuan polisi terdekat," sambungnya.

Hal itu, lanjut Aswin, diperlukan untuk mencegah paparan radikalisme yang berujung aksi teror di Indonesia.

"Supaya kita bisa mencegah tindakan ini sedini mungkin dari tahap persiapan ini bisa kita cegah sehingga kita bisa menghindari jatuhnya korban akibat serangan terorisme," pungkas dia.

(ond/knv)

Read Entire Article