Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel telah memanfaatkan sisa hasil produksi (SHP) nikel untuk mendukung kelestarian lingkungan. Sisa produksi nikel tersebut nantinya dijadikan berbagai macam bahan baku produk.
"Kita manfaatkan yang slag nikel ini seperti pasir. Kita akan manfaatkan untuk bahan baku bangunan, batako, dan juga kami gunakan slag nikel ini sebagai material bikin terumbu karang buatan, ini memang sangat bagus karena bentuknya pasir. Nah di Overburden (OB) ada lapisan limonit, di mana lapisan limonit inilah yang digunakan sebagai bahan baku untuk batre mobil listrik," terang Tonny Gultom, di Gedung JCC Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (10/8/2024).
Direktur HSE Harita Nickel, Tonny Gultom menjelaskan bahwa baik dari tambang hingga sisanya akan dimanfaatkan secara maksimal. Ia mengaku tidak setuju apabila sisa produksi nikel disebut sebagai limbah.
"Di dalam proses pabrik tentunya ada bahan yang tidak menjadi produk, kalo dikatakan limbah. Kalau kami mengatakan itu sisa hasil produksi. Saya katakan begitu supaya memang kita melihat itu sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan," jelasnya.
Tak hanya itu, Tonny menyebut sisa hasil produksi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai pengisi lubang tambang. Solusi tersebut dapat membantu pengusaha untuk menekan penggunaan kompos hingga biaya produksi.
"Kita manfaatkan SHP ini juga sebagai pengisi lubang tambang, jadi daripada kamu menggunakan material lain, maka kita gunakan material sbg pengisi lubang tambang," ucap Tonny.
"Kalau kita manfaatkan Slag Nickel ini dapat mengurangi soil dan mengurangi sampai 80% penggunaan kompos. Dengan demikian kita tidak me-reduce kompos yang di reklamasi, tapi juga kita bisa me-reduce cost, cukup signifikan penurunannya itu bisa sampe Rp 52 - 100 juta per hektarnya," ujar Tonny.
Tonny mengaku Harita Nickel tidak hanya mempertimbangkan faktor ekonomi dalam menerapkan rencananya tersebut. Namun juga memperhatikan dari segi dampak lingkungan.
"Walaupun kita bicara sekuler ekonomi, tidak hanya masalah pemanfaatan secara ekonomi. Tetapi, dampak lingkungannya juga menjadi suatu pertimbangan," ucapnya.
Sebagai wujud nyata, Tonny menyebut Harita telah menggelar sejumlah program. Tujuan dari program tersebut tak hanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat namun juga untuk pemberdayaannya.
"Kami lakukan juga dengan masyarakat ini dengan anak-anak sekolah, pendidikan lingkungan, kita support dengan Program Harita Mengajar. Baru-baru ini kita bikin penghijauan bersama baik itu di mangrove maupun di lingkungan sekolah," pungkas Tonny.
(prf/ega)