ICW Kritik KPK: Klarifikasi Kaesang Hanya Formalitas Belaka

2 weeks ago 11
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Game Demo Mahjong Ways 2, Antara Fakta dan Mitos: Menang di Game Demo Sama Dengan Akun Terbaik
Fenomena "Beginner's Luck" di Server Thailand: Pandangan dari Master Cun
Inilah 3 Zodiak yang Akan Mendapatkan Kemenangan Beruntun di Mahjong Ways Pada Bulan Oktober Ini
Inilah Beberapa Fakta Mengejutkan Mengenai Scatter Hitam di Mahjong Ways
Mengatasi Stress Berlebihan Bersama WINJUDI: Mahjong Ways Permainan Menurunkan Tingkat Stress
Sisa Hidup Bahagia hingga Tutup Usia: Kumpulkan Dana Masa Tua Dari Mahjong Ways
Metode Terbaru Dari Komunitas Game Online Thailand: Terapkan Pola dan Jam Berikut Ini Di Semua Server! Pasti Menang?
Financial Freedom Sudah di Depan Mata: Tips dan Trik Mahjong Ways Ini Akan Merubah Hidup Anda Menjadi Kaya Raya
Jatuh Cinta Pada Kemenangan Pertama: Temukan Panduan Menang Besar di Mahjong Ways
Capek Selalu Kalah di Mahjong Ways? Cobain 5 Pola Terbaik ini Supaya Kamu Menang Terus!
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Peneliti ICW Dicky Anandya di Kota Denpasar, Jumat (20/9). Foto: Denita BR Matondang/kumparan

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai KPK tengah memperlihatkan gelagat tak mau memeriksa Kaesang Pangarep untuk mengusut kasus dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi ke Amerika Serikat (AS).

Gelagat ini dapat dilihat dari lambatnya penanganan dugaan kasus gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang oleh KPK. Kedatangannya mengklarifikasi penggunaan jet pribadi ke KPK beberapa waktu lalu dinilai sekadar formalitas.

"Kami mengkritik bagaimana KPK cukup lama untuk merespons, untuk memeriksa Kaesang. Kami melihat bahwa kedatangan Kaesang pada beberapa waktu lalu untuk mengklarifikasi, itu sekadar formalitas, karena yang digali oleh direktorat gratifikasi di bawah deputi pencegahan itu tidak cukup menggali keterangan yang lebih lengkap," kata Peneliti ICW Dicky Anandya di Kota Denpasar, Jumat (20/9).

KPK dinilai sudah sepantasnya menindaklanjuti dua aduan masyarakat tentang perkara dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang. Apalagi, salah satu alat bukti yang dilampirkan terlapor adalah adanya surat kerja sama antara petinggi perusahaan e-commerce dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

KPK diharapkan mencari kebenaran atau benang merah antara kerja sama tersebut dengan posisi Kaesang sebagai adik dari Gibran Rakabuming Raka, Bupati Pemkot Solo sekaligus Wapres terpilih Indonesia perindo 2024-2025.

"Harus digali apakah kemudian adakah keterkaitan pemberian pemberian gratifikasi dengan jabatan yang melekat pada ayahnya Kaesang yang merupakan Presiden RI atau kakaknya Kaesang yang merupakan Wali Kota Solo, yang juga wakil presiden terpilih," katanya.

Selain itu, berdasarkan informasi publik, Kaesang bersama istri, Erina Gudono sudah berkali-kali menggunakan jet pribadi yang sama.

Menurutnya, KPK ogah mengusut dugaan kasus gratifikasi Kaesang karena Ketum PSI itu anak Presiden Jokowi. Sesuai UU Nomor 19 tahun 2019 tentang KPK disebutkan Presiden Jokowi membawahi kepemimpinan di rumpun eksekustif.

"Ini bisa dipahami atau bisa diasumsikan karena menimbulkan insinuasi, ini adalah dampak buruk dari revisi UU KPK. Di mana KPK itu hasil revisinya masuk dalam rumpun kekuasaan eksekutif, artinya dia di bawah presiden," kata Dicky.

"Jadi kuat dugaan KPK enggan untuk memeriksa Kaesang karena dia adalah anak presiden. Anak dari atasannya secara langsung," sambungnya.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (tengah) menjawab pertanyaan jurnalis usai memberikan klarifikasi terkait jet pribadi di Gedung ACLC Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (17/9/2024). Foto: RENO ESNIR/ANTARA FOTO

Dicky menilai pucuk pimpinan KPK di bawah presiden membuatnya kehilangan independensi dalam mengusut kasus korupsi. KPK bahkan diduga takut mengusut dugaan kasus gratifikasi Kaesang.

"Persoalan UU yang menempatkan KPK di bawah kekuasaan eksekutif, di bawah presiden. Ini setidaknya mengindikasikan bahwa independensi KPK sudah tidak lagi, sudah (tidak) ada secara kelembagaan karena mereka rasanya agak takut untuk memeriksa anak dari presiden," katanya.

KPK diharap berani mengusut dugaan kasus gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang. Hal ini karena perbuatan Kaesang bisa menjadi pembenaran bagi pejabat publik lainnya. Menurutnya, pejabat publik menerima gratifikasi melalui anak, istri, dan keluarganya demi terhindar dari jeratan hukum.

"Saya kira kalau KPK tidak berani mengusut perkara penerimaan gratifikasi oleh Kaesang ini akan menjadi preseden buruk ke depan. Ini akan dinormalisasi oleh pejabat-pejabat publik yang lain," katanya.

Read Entire Article