Jakarta -
Impor LPG Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, impor LPG Indonesia sebesar 3.299.808 ton.
Selama 10 tahun berselang, impor LPG ini melesat. Pada tahun 2023, impor LPG tercatat sebesar 6.950.651 ton atau nyaris 7 juta ton.
Masalah impor LPG ini juga disorot Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Saat rapat dengan Komisi VII DPR, Bahlil mengungkap, konsumsi LPG dalam negeri mencapai 7 juta ton. Padahal, produksi dalam negeri hanya sekitar 1,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kondisi tersebut, kebutuhan konsumsi LPG nasional sisanya dipenuhi dari impor. Bahlil pun menyayangkan hal tersebut.
"Gas kita LPG konsumsi kita sekarang kurang lebih 7 juta, dalam negeri hanya 1,8 juta produksi kita. Sisanya kita impor, kenapa negara ini gini terus. Apa nggak bisa kita bangun industri itu, atau sengaja ini dibiarkan untuk importir main terus," katanya dalam rapat kerja pada 26 Agustus 2024.
Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong hilirisasi. Dengan begitu, gas yang diproduksi bisa dimanfaatkan untuk dalam negeri.
"Ke depan, gas-gas yang muncul di tahun 2025-2026 yang c3-c4 kita akan membangun industri hilirisasi untuk membuat ketahanan energi kita. Agar LPG kita bisa kita bangun dalam negeri," kata Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, berikut besaran impor LPG dari 2013 hingga 2023:
1. Tahun 2013: 3.299.808 ton
2. Tahun 2014: 3.604.009 ton
3. Tahun 2015: 4.237.499 ton
4. Tahun 2016: 4.475.929 ton
5. Tahun 2017: 5.461.934 ton
6. Tahun 2018: 5.566.572 ton
7. Tahun 2019: 5.714.693 ton
8. Tahun 2020: 6.396.962 ton
9. Tahun 2021: 6.336.354 ton
10. Tahun 2022: 6.739.131 ton
11. Tahun 2023: 6.950.651 ton
(acd/das)