Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah (ITM) Tbk jadi salah satu perusahaan pertambangan yang ikut serta dalam agenda Festival LIKE 2. Di acara tersebut, mereka memperkenalkan sejumlah teknologi pengelolaan hutan canggih yang digarap perusahaan.
Direktur ESG PT ITM Ignatius Wurwanto mengatakan bahwa teknologi canggih tersebut adalah aplikasi Si Tanam. Aplikasi tersebut berguna untuk menetapkan geo-tagging alias penanda untuk memudahkan pemantauan pertumbuhan pohon di daerah revegetasi.
"Teknologi ini menjadikan ITM perusahaan yang lebih hijau dan pintar," kata Ignatius di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).
Sementara berbagai teknologi canggihnya, adalah GreenCode yang merupakan aplikasi pengukuran cadangan karbon dan monitoring keberhasilan revegetasi. Ignatius menilai berbagai hal ini merupakan bagian dari transformasi digital perusahaan dalam menjalankan konsep smart mining.
Di luar berbagai dua teknologi canggih itu, Ignatius mengatakan ada berbagai hal lain yang dilakukan perusahaan dalam mendorong upaya keberlanjutan. Melalui anak usaha PT ITM yakni PT Indominco Mandiri (IMM), pihaknya sudah melakukan pemulihan ekosistem wilayah pesisir seluas 72 hektare di dua kecamatan yakni Bontang Lestari, Kota Bontang dan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kemudian, IMM juga mengembangkan dua arboretum di area reklamasi dan area yang tidak ditambang. Dengan total luas akumulasi 270 hektare, dua arboretum itu berguna menjadi lokasi penelitian bagi perguruan tinggi nasional maupun internasional. Arboretum juga berguna menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna, termasuk satwa yang dilindungi dari kelompok mamalia, primata, dan burung.
Selain itu pada 4 Juni 2024, ITM juga mengembangkan fasilitas persemaian Mentawir di Ibu Kota Nusantara (IKN). Persemaian dengan kapasitas 15 juta bibit pohon per tahun itu ditopang berbagai fasilitas termasuk dua bangunan mother plant house, satu green house, 6 germination house, area penyinaran bibit, dan satu fasilitas laboratorium.
Ignatius mengatakan berbagai capaian tersebut bisa dilihat di booth ITM. "Banyak sekali yang bisa dipelajari di sini, mulai dari pengembangan, koleksi bibit, dan sebagainya.Kita harapkan banyak pengunjung khususnya pelajar-mahasiswa yang bisa melihat Indonesia yang terkenal dengan tropical forestnya. Silahkan datang dan teman-teman di booth bisa menjelaskan lebih detail. Mudah-mudahan jadi pembelajaran yang menarik bagi peserta," ujar dia. (kil/kil)