Kenali Solusi Manajemen Risiko Proyek Smelter

4 weeks ago 17
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Indonesia merupakan salah satu pusat pertambangan dan pemurnian terbesar di Asia. Pasalnya, Indonesia memiliki 30% cadangan nikel global dan bahan tambang lainnya, seperti tembaga, aluminium, dan bauksit.

Dilansir dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, pembangunan fasilitas pengolahan mineral atau smelter merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) yang wajib ditaati dan dilaksanakan. Bahan mentah mineral diolah di dalam negeri untuk memberikan nilai tambah dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia.

Hingga tahun 2023, sudah ada lima fasilitas pemurnian (smelter) terintegrasi yang selesai dibangun dan akan terus bertambah. Banyaknya pengembangan proyek smelter ini didorong oleh meningkatnya permintaan global akan 'komoditas ramah lingkungan', seperti kendaraan listrik dan baterai. Hal ini juga didukung oleh peraturan pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 yang mewajibkan setiap mineral yang ditambang untuk dimurnikan terlebih dahulu di dalam negeri sebelum diekspor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Saja Risiko Proyek Smelter?

Proyek smelter memiliki profil risiko yang kompleks, sehingga para pelaku usaha sektor pertambangan diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola risiko-risiko berikut ini:

1. Ketersediaan Energi

Sebagian besar smelter di Indonesia berlokasi di area terpencil dengan akses jaringan listrik yang terbatas. Oleh karena itu, penting untuk memahami ketersediaan pembangkit listrik atau beralih ke pembangunan listrik mandiri. Hal ini diperlukan untuk memastikan sumber listrik yang andal, karena proses peleburan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak dapat berhenti tiba-tiba.

Jika proses terhenti tiba-tiba, mineral yang sedang dilebur dapat membeku dan proses peleburan berpotensi gagal. Jadi, para pelaku usaha perlu bermitra dengan risk advisor yang tepat sejak tahap awal perencanaan.

2. Struktur Pembiayaan

Sub-pengembangan proyek dalam proyek smelter dapat dilakukan oleh perusahaan yang berbeda dengan struktur pembiayaan atau finansial yang mungkin berbeda juga. Pelaku usaha harus memperhatikan dampak buruk yang mungkin terjadi ketika salah satu perusahaan mengalami masalah yang dapat mengganggu keseluruhan ekosistem smelter. Pengembang butuh mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi seperti redundansi listrik, ketersediaan pemasok alternatif, atau alokasi risiko kontrak.

3. Waktu Pengadaan Peralatan

Pengembang harus memperhatikan waktu (lead time) untuk pengadaan peralatan yang digunakan untuk proyek smelter. Jangan sampai waktu tunggu pengadaan peralatan berlangsung terlalu lama dan dapat mengganggu produktivitas proyek. Waktu pengadaan peralatan sangat memengaruhi untung-rugi bisnis dari segi finansial juga waktu.

4. Aktivitas Seismik

Area yang paling banyak menerima investasi proyek smelter, seperti Sulawesi dan Maluku Utara, memiliki risiko aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi. Pengembang perlu mengadopsi desain tahan gempa dan memahami langkah-langkah mitigasi yang sejalan dengan standar internasional.

Solusi Manajemen Risiko Proyek Smelter

Bermitra dengan risk advisor dan broker asuransi adalah salah satu cara yang tepat dalam mengimplementasikan manajemen risiko dan memastikan keberhasilan proyek smelter. Dengan melibatkan risk advisor dan broker asuransi yang memiliki pemahaman komprehensif tentang proyek smelter di Indonesia, perusahaan smelter akan terbantu untuk menyesuaikan strategi asuransi yang tepat, serta mengartikulasikan isu-isu risiko utama kepada pengembang.

Selain itu, bermitra dengan broker asuransi yang andal juga dapat menjadi perantara bagi pihak perusahaan smelter dengan para pemangku kepentingan yang terlibat.

Marsh sebagai risk advisor dan broker asuransi terkemuka di dunia dan berpengalaman dalam mengelola risiko untuk ribuan perusahaan di Indonesia, menawarkan keahlian dan pengalaman mendalam, khususnya dalam penempatan asuransi yang bisa mendukung dalam pembiayaan proyek smelter.

Marsh memanfaatkan jaringan perusahaan asuransi secara global dan secara konsisten memberikan solusi mitigasi dan transfer risiko yang kuat dengan manfaat optimal bagi para klien, untuk memenuhi persyaratan asuransi dan risiko pengembang proyek smelter di Indonesia.

(Content Promotion/Marsh Smelter)

Read Entire Article