Jakarta -
Ibu dan anak asal Ukraina berinisial SB dan BS (7), yang akrab disapa Kocong, bertahan hidup dengan berbagai cara di Bali setelah kehabisan uang. Seperti keseharian mereka?
Salah satu caranya, mereka tinggal di rumah warga di Ubud, Gianyar. Kebutuhan sehari-hari ibu dan anak itu juga dibantu warga lokal.
"Ada warga lokal yang menampung dua warga Ukraina ini untuk tinggal," kata Kepala Imigrasi Denpasar Ridha Sah Putra di kantornya, Kamis (8/8/2024) dan dikutip Jumat (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridha mengatakan SB dan Kocong tidak bersama suami dan ayahnya. Si ayah Kocong berada di Norwegia.
Saat ini, mereka melampaui izin tinggal dan telah overstay 192 hari.
"Dia (SB) mengaku kehabisan uang dan tidak ada itikad baik untuk memperpanjang visanya," kata Ridha.
Bagi warlok, ibu dan Kocong tidak mengganggu. Keberadaan Kocong justru dinilai menyenangkan. Kocong menjadi penghibur warga setempat karena tingkahnya yang polos.
Salah satu warga Ubud yang menampung Kocong dan ibunya adalah Gusti Made Ratnawati. Pemilik homestay di Tebasaya, Ubud, itu menjelaskan Kocong kerap bermain layaknya anak zaman dulu yang belum mengenal gawai.
"Jalan kaki jauh, main pasir, anaknya polos sekali dan apa adanya," kata Ratnawati, Senin (5/8).
Ratnawati menerangkan ia sempat menengok Kocong saat ditahan oleh imigrasi. Perempuan itu membawakan bocah Ukraina itu baju dan makanan.
SB enggan menjawab mengapa dia tidak memperpanjang izin tinggalnya. Dia hanya mengaku suka tinggal di Bali.
"Indonesia memang bagus, tapi Bali ada di hati kami," kata ibu Kocong tersebut.
Terbang ke Ukraina Kemarin
Bagi SB Indonesia, khususnya Bali, menjadi rumah kedua.
Karena izin tinggal sudah habis, Kocong dan ibunya dipulangkan ke Ukraina, Mereka diterbangkan dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Kamis (8/8), pukul 10.00 Wita.
"Bagi kami orang Ukraina, hanya ada cinta dan persahabatan untuk Indonesia," kata SB.
Kocong pun tampaknya betah di Indonesia dan tidak mau pulang. Saat akan berangkat ke bandara, si Kocong tantrum. Si Kocong rewel dan menangis saat akan berangkat ke bandara dan pulang ke negaranya. Ibunya sampai kewalahan menenangkan si Kocong yang menangis.
"Tadi di dalam (ruang intel dan penindakan), nggak mau keluar dia (si Kocong). Namun dia dan ibunya baik-baik saja secara mental maupun fisik. Jadi, selama di detensi, mereka berbaur dengan petugas dan kondisinya baik-baik saja," kata Ridha.
(fem/fem)