Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menambah kapal tanker gas raksasa Very Large Gas Carrier (VLGC) yang ramah lingkungan. Kapten Pertama Hadi Wibowo yang membawa kapal raksasa tersebut keliling dunia menceritakan pengalamannya.
Capt Kapal Pertamina International Shipping Hadi Wibowo mengatakan perjalanannya itu dimulai dari pengoperasian pertama kali usai diluncurkan di salah satu galangan kapal terbesar dunia, yakni Hanhwa Ocean, Korea Selatan. Kapal itu membawa bahan baku LPG, seperti propane.
"Jadi, kita mulai dari bulan Mei. Itu Pertamina mengambil kapal baru, nama kapalnya Pertamina Gas Dahlia. Dia tipe kapalnya VLGC, jadi memuat LPG. Jadi kita ambil pertama dari Hanwha, dari Korea Selatan. Lalu kita langsung, dari saat itu kita langsung keliling dunia ya," kata Hadi saat ditemui di Hub Space 2024, JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2024).
Karena ada pengambilan muatan untuk LGP di Houston, dia langsung berlayarkan kapal tersebut. Dia pun menceritakan rutenya dengan bangga. Sebab, ini pertama kalinya kapal berukuran besar tersebut langsung berlayar keliling dunia.
"Kita langsung ke bawah. Lalu kita ke Yesu, buat persiapan bahan bakar. Baru kita langsung jalan. Karena ada order bahwa kapal harus mengambil muatan di Houston untuk LPG. Jadi kita langsung layar ke bawah, ke selatan, melewati Singapur. Lalu di Singapura kita ke South Africa, melewati Meksiko. Kemudian langsung ke USA. Setelah kita loading di USA dapat order lagi. Kapal akan discharge di Limbo, China. Ya, jadi kita langsung turun ke bawah melewati Terusan Panama, yang naik turun gitu kan. Turun ke bawah, kita melewati Grey Circle langsung menuju ke pasing lagi ke lewat Korea, Jepang, ke Cina. Jadi bisa dibilang itu, berarti dalam suatu voyage kita keliling dunia," jelasnya.
Dia menyebut pelayarannya itu membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Hal yang paling berkesannya adalah kapal tersebut menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, dengan dua sumber bahan bakar Biasanya, kapal dengan ukuran besar itu hanya menggunakan Heavy Fuel Oil (HFO) atau yang sering di sebut FO.
"Karena kapal ini adalah kapal VLGC Dual Fuel. Dual Fuel itu kan green technology. Jadi dia bisa menggunakan bahan bakar dari LPG sama FO. Jadi LPG dengan LSFO, Low Sulphur Fuel Oil (LSFO). Biasanya bahan bakarnya 100% menggunakan fuel oil. Itu dia di-reduce. Jadi kita gunakan LPG. Sisanya pakai fuel oil. Jadi fuel oilnya tuh hampir 10% aja. Jadi bener-bener green teknologi kan," terangnya.
Kemudian dia juga menambahkan pelayaran perdana itu juga pertama kalinya semua kru yang terlibat merupakan warga negara Indonesia. Hal inilah membuat rasa bangga karena dapat mengharumkan nama Indonesia.
"Kalau kendala cuaca dan lain-lain ya mungkin normal lah ya di pelayaran rata-rata seperti itu. Cuman yang sangat challenge itu gimana caranya membawa All Crew Indonesia ini bisa berhasil. Soalnya kan untuk tipe kapal seperti ini perdana, pertama di dunia ini, dual fuel VLGC," imbuhnya. (fdl/fdl)