Jakarta -
Persoalan sampah saat ini masih menjadi isu besar di Indonesia. Isu ini pun turut menjadi perhatian pada gelaran Festival LIKE 2 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam gelaran Festival LIKE 2 tahun ini, KLHK turut menggandeng PT Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale) untuk membahas soal persoalan sampah melalui Talkshow Inspiratif bertajuk 'Gaya Hidup Minim Sampah' yang dipersembahkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK & Le Minerale.
Pada kesempatan ini, Sustainability Manager PT Tirta Fresindo Jaya Tania W. Ariningtyas mengungkapkan pihaknya terus berupaya berkontribusi dalam pengurangan sampah dengan mengajak masyarakat memilah sampah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengajak masyarakat untuk memiliki kepedulian terhadap sampah. Kami mengeluarkan iklan layanan masyarakat, kami edukasi bagaimana cara memilah sampah, menyalurkannya, dan mendaur ulang," ujar Tania pada Talkshow 'Gaya Hidup Minim Sampah' di Festival LIKE 2, Kamis (8/8/2024).
Dalam mengedukasi masyarakat, Tania mengatakan pihaknya turut menghadirkan upaya-upaya kreatif. Salah satunya dengan menunjukkan produk-produk inovatif yang merupakan hasil dari daur ulang botol PET.
"Namun kita tidak berhenti di situ, karena kita juga berpikir kreatif dan inovatif karena masyarakat kita kalau diajak edukasi kalau cuma begitu saja kayak sudah biasa. Kita melakukan kolaborasi dengan brand-brand lokal, di sini kita mengajak brand lokal yang memang berkecimpung di dunia daur ulang," ungkapnya.
"Dalam hal ini, contohnya kita sama merubah botol PET pasca konsumsi, menjadi menjadi resin, kemudian menjadi recycle fabric, lalu menjadi sepatu atau baju. Jaket yang saya pakai hari ini dari bahan daur ulang 100 persen. Untuk bagian luar, kita 100 persen dari recycle cotton, dan bagian dalam kemasan dalam 100 persen dari plastik PET. Kita pastikan masyarakat tahu jika sampah kemasan pasca konsumsi terkelola dengan baik maka bisa bisa diolah menjadi produk baru yang memiliki nilai manfaat dan harga yang tinggi," lanjutnya.
Pada kesempatan ini, Tania juga mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan pada produk yang mereka konsumsi sehari-hari. Dalam hal ini, Le Minerale turut memperhatikan aspek lingkungan, termasuk dari segi produksi.
Dari pemilihan kemasan, Le Minerale telah memikirkan langkah pengurangan sampah dengan memilih jenis plastik kemasan Polietilen tereftalat (PET). Pasalnya, jenis plastik ini bisa didaur ulang menjadi produk turunan yang baru dan sangat beragam.
"Tentunya (masyarakat bisa) lebih pilih-pilih. Pilihlah produk yang memang mempertimbangkan aspek sustainability. Lalu, juga agar minim sampah, kita pikirkan bagaimana caranya kita pilah, salurkan, dan daur ulang," jelasnya.
Tania mengungkapkan Le Minerale juga memiliki Program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional untuk mendaur ulang sampah. Gerakan ini berfokus pada peningkatan Collection Rate dan Recycling Rate. Hingga saat ini jumlah collection rate Le Minerale telah mencapai lebih dari 30.000 ton.
(akd/akd)