Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memamerkan keberhasilan pemerintah membersihkan Sungai Citarum, Jawa Barat. Menurutnya, sejak 2018 program Citarum Harum sudah diluncurkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan membuahkan hasil.
Luhut menyatakan predikat kualitas air Sungai Citarum telah turun level dari awalnya tercemar berat menjadi hanya tercemar ringan. Tentunya, capaian ini harus terus ditingkatkan.
Menurutnya, pada Februari 2018 yang lalu, dia diberikan titah langsung dari Jokowi untuk melakukan pembersihan pada pencemaran di Sungai CItarum. Kini sudah tujuh tahun pihaknya menjalankan titah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada hari libur untuk Citarum. Sejak Presiden @jokowi berkunjung ke Kawasan hulu sungai Citarum medio Februari 2018 lalu, saya selalu mengingat ultimatum beliau agar Daerah Aliran Sungai Citarum dapat dapat dipulihkan fungsinya, dan dituntaskan kebersihannya dalam kurun waktu tujuh tahun sejak kunjungan tersebut dilakukan," beber Luhut dalam cerita yang dia bagikan di Instagram resmi, @luhut.pandjaitan, Sabtu (10/8/2024).
Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 km dan memiliki luasan mencapai 682.227 hektare (ha). Alirannya melintasi 13 kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Sebelumnya, Citarum mengalami pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat tingginya aktivitas domestik dan industri di pinggiran sungai yang menghasilkan limbah. Dari mulai limbah industri, pertanian, peternakan, perikanan, hingga sampah domestik. Kini sampah-sampah itu sudah mulai dibersihkan.
Luhut memaparkan TNI Angkatan Darat yang ikut berkontribusi pada pembersihan Citarum berhasil membuat kapal pengolah sampah. Kapal itu hari ini dikunjungi olehnya.
"Hari ini saya meninjau kapal pembersih sampah beserta alat pengolah sampah yang telah dibuat sendiri dan sukses di uji coba oleh rekan-rekan TNI AD. Kepada Kepala Staf Angkatan Darat sebagai pengampu kapal, secara khusus saya berpesan agar inovasi ini harus terus dikembangkan seiring dengan penggunaannya di lapangan, berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders lain sehingga permasalahan sampah di DAS Citarum dapat diatasi secara tuntas dan berkesinambungan," papar Luhut.
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga mulai membangun teknologi incinerator sampah (Pengolahan Sampah jadi Energi Listrik/PSEL) di Legok Nangka. PSEL ini berhasil menyulap sampah sebanyak 2.000 ton per hari dari Bandung Raya menjadi energi listrik sebesar 40 MWatt.
"Belum lagi penanaman 20 juta pohon disepanjang DAS Citarum yang dilakukan oleh AstraZeneca Indonesia. Saya juga terus mengingatkan Gubernur, Walikota/Bupati di Jawa Barat agar terus mengoptimalkan pemanfaatan 17 TPST dengan kapasitas 1.281 ton/hari yang dibangun di sepanjang DAS Citarum," sebut Luhut.
(hal/ara)