Neck Deep Gaungkan Free Palestine di The Sounds Project Hari Pertama

4 weeks ago 10
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online
Neck Deep. Foto: Instagram/@neckdeepuk

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Musik bisa disebut sebagai salah satu saluran terpenting dalam memengaruhi persepsi publik. Kita ambil contoh, Jimi Hendrix, misalnya, sang gitaris terbesar dalam sejarah rock.

Di kariernya yang berumur pendek, Jimi Hendrix berhasil menyampaikan manifesto politiknya. Saat itu, musik adalah wadahnya untuk menyampaikan aspirasi tentang permasalahan hak-hak sipil, feminisme, hingga Perang Vietnam.

Cara yang sama juga digaungkan oleh Neck Deep saat tampil di hari pertama gelaran The Sounds Project (TSP) di Ecopark Ancol, Jakarta Utara, Jumat (9/8).

Konser Neck Deep di Surabaya. Foto: Farusma/kumparan

Saat tampil di panggung utama TSP, Ben Barlow dan kawan-kawan menyuarakan pesan perdamaian. Secara khusus, mereka menyoroti militerisme dan genosida yang terjadi di Palestina saat ini.

"Banyak orang di luar sana yang saat ini ditindas. Hal-hal mengerikan juga semakin sering terjadi di dunia ini," kata Ben Barlow disambut teriakan penonton.

Ben tak canggung memaki pemerintahnya sendiri, pemerintah Inggris, hingga pemerintah Amerika.

"Dan pemerintah kami di Inggris punya tanggung jawab besar untuk begitu banyak hal. Persetan dengan pemerintah Inggris, persetan dengan pemerintah Amerika. Free Palestine!" tutur Ben.

Orasi kecil itu dibawakan oleh Ben sebelum menyanyikan lagu "We Need More Bricks". Ben sadar, perubahan besar kadang bisa dirayakan dan digaungkan dengan keras lewat musik.

"Ketika tiba waktunya kita membuat perubahan, saya tahu dua hal: kita akan membutuhkan lebih banyak punks, AND WE NEED MORE BRICKS!" teriakan Ben memicu teriakan penonton.

Suasana di venue semakin gahar. Penonton membentuk mosh pit di lagu We Need More Bricks.

Kemeriahan berlangsung di beberapa nomor lagu Neck Deep berikutnya, seperti Take Me With You, Motion Sickness, hingga December.

Sound Kurang Bagus di Penampilan Neck Deep

Sayangnya, pengeras suara di akhir penampilan Neck Deep sepertinya mengalami penurunan drastis.

Saat membawakan Wish You Were Here, suara Ben Barlow seperti tenggelam oleh teriakan keras penonton. Padahal lagu tersebut adalah salah satu karya ikonik Neck Deep yang sangat dinantikan penonton.

Secara khusus, di sisi kanan panggung. Suara Ben dan musiknya seperti kian mengecil. Videotron dan penampilan Ben pun seperti ada celah 'delay'. Akibatnya, penonton bernyanyi "balap-balapan" dengan Ben.