Jakarta -
Sadar atau tidak, penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia maupun dunia. Bahkan seiring berjalannya waktu, penyakit jantung koroner (PJK) semakin banyak ditemukan pada usia produktif, tidak hanya pada usia lanjut.
PJK memiliki kompleksitas dan risiko tinggi yang membuat penyakit ini perlu ditangani dengan cepat dan tepat, karena jika terlambat ditangani, dapat berakibat fatal bahkan berujung kematian.
Kompleksitas dan tingginya angka kematian akibat PJK, mendorong banyak rumah sakit menghadirkan solusi layanan untuk menanganinya. Salah satunya melalui Cardiovascular Center Mayapada Hospital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Layanan unggulan (Center of Excellence) Cardiovascular Center di Mayapada Hospital hadir sebagai solusi inovatif atasi berbagai penyakit jantung. Sebagai rumah sakit berstandar internasional, Mayapada Hospital memiliki layanan khusus jantung dengan penanganan medis yang komprehensif dan mutakhir, mulai dari pencegahan, skrining dan diagnosis, pengobatan, sampai dengan rehabilitasi pasca tindakan dapat dilakukan dalam layanan ini," tulis keterangan resmi Mayapada Hospital, dikutip Kamis (8/8/2024).
Cardiovascular Center Mayapada Hospital dihadirkan sebagai pusat rujukan utama bagi pasien dengan masalah jantung yang kompleks, sekaligus berperan meningkatkan standar perawatan kardiovaskular yang menyeluruh. Layanan ini memberi pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centric) dengan memprioritaskan kenyamanan serta keamanan pasien.
Didukung dengan multidisiplin yang berpengalaman dan terlatih dalam penanganan penyakit jantung, termasuk untuk menangani kasus kegawatdaruratan jantung.
Tak perlu bingung dalam situasi gawat darurat, Cardiovascular Center Mayapada Hospital memiliki layanan Cardiac Emergency 24 jam yang siap siaga menangani kasus kegawatdaruratan seperti serangan jantung akibat sumbatan pada pembuluh koroner jantung sehingga suplai aliran darah terhenti.
Apabila kondisi ini terjadi, penanganan terbaik dapat dilakukan melalui tindakan Primary PCI (Percutaneous Coronorary Intervention) yaitu dengan membuka sumbatan menggunakan balon dan kemudian dilakukan pemasangan stent / ring yang dilakukan dalam Golden Period (90 menit) setelah terjadinya serangan.
Ada kalanya, sumbatan sulit untuk dibuka dan memerlukan tindakan advance serta teknologi yang canggih untuk membantu pemasangan stent. Tersedia teknologi IVUS (Intravaskular Ultrasound) yang membantu dokter melihat gambar kondisi di dalam pembuluh darah, mengidentifikasi derajat penyempitan, mengetahui karakteristik plak atherosklerosis (lemak, jaringan ikat, kalsium), dan menentukan lesi penyempitan sehingga dokter dapat menempatkan ring jantung secara presisi.
Sumbatan pada pembuluh darah yang sulit ditembus dapat dibantu dengan alat bor rotablator untuk mengikis sumbatan yang mengeras atau sumbatan yang bersifat total kronik. Selanjutnya, stent dapat masuk dan dipasang untuk membuka sumbatan pembuluh darah.
Pada PJK yang memang tidak bisa dilakukan tindakan PCI seperti pada kasus Three Vessel Disease (TVD) atau penyumbatan pada 3 arteri koroner utama pada jantung dan penyumbatan arteri koroner utama kiri atau Left Main Cartery (LMCA), dapat dilakukan tindakan bedah jantung CABG (Coronary Artery Bypass Graft) atau Bypass Jantung.
CABG dilakukan dengan mengambil pembuluh darah sehat pada kaki atau tangan untuk membuat jalur baru (pintas koroner) di sekitar pembuluh darah yang tersumbat. Dengan keahlian tim dokter di Cardiovascular Center Mayapada Hospital, tindakan ini dapat dilakukan secara minimal invasif (minim sayatan) atau tanpa menggunakan mesin jantung paru saat operasi. Kedua teknik ini merupakan teknik terkini dan tidak banyak dapat dilakukan oleh dokter bedah jantung.
Penyakit jantung lainnya yang sering ditemukan adalah aritmia atau gangguan irama jantung yang dapat berakibat pada henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest). Umum terjadi ketika berolahraga, Sudden cardiac arrest terjadi ketika jantung mendadak kehilangan fungsinya sehingga terjadi kehilangan kesadaran secara mendadak.
Ini disebabkan oleh gangguan listrik di jantung yang mengganggu kerja jantung untuk memompa darah, dan kemudian menghentikan aliran darah ke tubuh. Pada kasus aritmia tersebut, penanganan dapat dilakukan dengan tindakan Ablasi Jantung secara minimal invasif dengan memasukkan kateter melalui pangkal paha dengan panduran X-ray ke arah jantung yang mengalami kelainan listrik.
Kateter ablasi akan menghantarkan suatu energi panas sehingga dapat menghilangkan fokus-fokus yang menyebabkan kelainan listrik jantung tersebut. Ablasi merupakan tindakan yang non operasi yang minim efek samping sehingga setelah tindakan pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
Selain tindakan yang telah disebutkan di atas, Cardiovascular Center Mayapada Hospital juga telah banyak mengerjakan kasus advance lainnya seperti penggantian katup jantung (mitral dan aorta) secara minimal invasif, penanganan gangguan pembuluh darah aorta dengan prosedur TEVAR dan Bentall Procedure sebagai tindakan yang memiliki kesulitan tinggi, sampai dengan bedah jantung untuk menangani penyakit jantung bawaan pada anak-anak seperti Tetralogi of Fallot, ASD dan VSD.
(ncm/ega)