Jakarta -
Datang ke kafe untuk bekerja dengan santai, seorang wanita justru berujung kecewa. Kafe ini tetapkan biaya tambahan kepada pengunjung yang akan 'work from cafe'.
Sejak masa pandemi beberapa tahun lalu, tren bekerja dari kafe menjadi hal yang lumrah. Suasana kerja yang lebih santai dengan asupan kopi yang bisa dipesan kapan saja membuat sebagian orang merasa jauh lebih nyaman.
Selain itu perkembangan pekerjaan remote working juga menjadi salah satu alasan maraknya pekerja yang duduk di kafe. Memesan minuman dan makanan, kemudian menggunakan fasilitas internet yang tersedia mereka sudah bisa bekerja seharian di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi seorang wanita yang juga pengguna TikTok menyampaikan kekecewaannya terhadap sebuah kafe. Insiden ini dimulai ketika dirinya hendak bekerja dari sebuah kafe yang menurutnya akan terasa nyaman.
Wanita ini merasa kecewa setelah datang ke sebuah kafe untuk Work From Cafe. Foto: Daily Dot
Sidnye adalah wanita yang dilaporkan oleh Daily Dot (6/8) membagikan keluhannya setelah mencoba mendatangi sebuah kafe untuk menumpang bekerja di sana. Kafe terkait juga disebutkan bernama Bedford Studio yang berlokasi di New York's City West Village, Amerika Serikat.
"Jika kamu berpikir bahwa tinggal di New York itu sangat mahal, sekarang kami bahkan harus membayar untuk membawa laptop kami datang ke kafe. Tidak ada lagi yang gratis di sini," kata Sidnye dalam video singkatnya.
Di dalam videonya Sidnye menampilkan papan harga tertentu yang ditetapkan kafe tersebut untuk pelanggan yang hendak work from cafe. Ada tiga kategori harga yang dipatok oleh kafe tersebut.
Pertama yaitu Day Pass atau akses untuk WFC selama sehari yang harganya dibanderol 10 Dollar AS atau setara dengan Rp 159.000. Ada juga pilihan langganan bulanan dan tahunan yang biayanya ditetapkan mulai dari Rp 477.000 - Rp 4,7 juta.
Ia ditagih biaya langganan yang harganya mahal untuk menumpang bekerja. Foto: Daily Dot
Ternyata menurut informasi yang beredar, kafe tersebut yang awalnya hanya bergerak dalam dunia kuliner mulai melebarkan konsep bisnisnya. Mereka menetapkan harga tersebut karena menganggap kafenya sudah mirip seperti co-working space sehingga berhak menarik biaya langganan.
Sayangnya banyak netizen yang tetap memandang keluhan tersebut sebagai sewajarnya pelanggan yang kecewa. Sebagian besar menganggap aturan tersebut memang tidak layak ditetapkan pada sebuah kafe bukan co-working space.
"Langganan yang berdasarkan pada tempat duduk? Tidak masuk akal," tulis salah satu netizen.
"Mungkin jika menggunakan WiFi dan ruangan yang luas seharian itu masuk akal. Tetapi harganya benar-benar ditetapkan dengan sangat liar," timpal netizen lainnya.
"Oh jadi ini termasuk co-working space? Kalau begitu aku akan memilih datang ke Perpustakaan St*rb*cks," jawab netizen lainnya dengan sinis.
(dfl/odi)