Jakarta -
Belakangan 'susu ikan' diusulkan menjadi produk alternatif susu sapi dalam program makan bergizi gratis di pemerintahan mendatang. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana susu ikan ini diproses hingga bisa dikonsumsi masyarakat.
Berdasarkan informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), susu ikan dirilis pada Agustus 2023. Bahan baku yang digunakan adalah ikan yang diklaim melalui pemrosesan dengan teknologi modern.
Setelah diproses, ikan disebut menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI) yang digunakan sebagai bahan baku 'susu ikan'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), layaknya susu kedelai hingga oatmeal, penamaan susu dalam produk tersebut relatif tidak tepat. Pasalnya, susu didefinisikan untuk produk yang berasal dari binatang mamalia, memiliki kelenjar termasuk sapi.
"Kalau berasal dari binatang, nggak ada kelenjar susunya disebutnya sari, kalau bahasa benarnya ya seperti sari kedelai, sari almond. Jadi kan harusnya disebut sari ikan atau jus ikan," jelas Prof Hardinsyah saat dihubungi detikcom, Rabu (11/9/2024).
"Konsentrat protein ikan yang diambil, dicampur dengan bahan lain, biar nanti rasanya dibuat sedemikian rupa seperti susu. Jadi tetap bukan susu," tegas dia.
Hal ini sejalan dengan CODEX Alimentarius (CODEX STAN 206-1999), yang mendefinisikan susu merupakan sekresi normal dari kelenjar susu hewan perah yang diperoleh dari satu atau lebih pemerahan.
Artinya, tidak mencakup susu ikan yang didapat dari hasil pemrosesan dan tidak ada sekresi alami.
Bagaimana Kandungan Proteinnya?
Prof Hardinsyah menjelaskan jika 'susu ikan' disajikan dalam bentuk cair, bisa jadi kandungan yang ada di dalamnya setara susu sapi. Mulai dari kandungan protein hingga energinya. Namun, tetap ada catatan.
"Tapi, beberapa vitamin mineral termasuk hormon zat tumbuhnya nggak ada pada sari ikan. Kalau susu itu kan dia ada growth hormone di dalamnya untuk pertumbuhan," pungkasnya.
(sao/naf)