Semester pertama tahun 2024 menandai pengukuhan Toyota sebagai merek mobil terlaris di dunia. Pabrikan Jepang itu meninggalkan pesaingnya asal Jerman, Volkswagen AG pada urutan kedua selama lima tahun berturut-turut.
Dilansir Kyodo News, Toyota Motor Corporation yang juga menaungi brand Lexus, Daihatsu, dan Hino berhasil menjual kendaraannya sebanyak 5,16 juta unit selama enam bulan pertama tahun ini. Meski, hasil tersebut sebenarnya lebih rendah dari pada tahun sebelumnya.
Rinciannya, 4,89 juta unit untuk model dengan brand Toyota, Lexus 210.910 unit, dan Hino sebanyak 59.273 unit. Sementara Volkswagen AG hanya menjual kendaraan mereka sebanyak 4,35 juta unit, selisih sedikit dibanding periode serupa tahun lalu yang 4,37 unit.
Dibandingkan periode yang sama 2023 lalu, penjualan Toyota lebih rendah 4,6 persen. Salah satu faktor penyebabnya adalah serangkaian masalah dan skandal yang menimpa perusahaan, serta diikuti dengan performa penjualan yang lesu di China.
Di pasar Jepang sendiri, penjualan brand triple elips itu terjun 32 persen dengan angka 823.595 unit. Musababnya, sebagaian besar produk dengan T-brand juga dibuat di pabrik Daihatsu, yang kala itu sempat terlibat kecurangan data uji keselamatan.
Alhasil, membuat aktivitas produksinya sempat tertahan. Pun dengan pabrik Toyota di sana yang juga sempat dihentikan aktivitasnya akibat masalah serupa, meski pada akhirnya TMC sudah melakukan investigasi yang melibatkan pihak ketiga dan produksi kembali dilanjutkan.
Cerita agak berbeda terjadi untuk pasar Amerika Utara dan Eropa, penjualan grup Toyota justru naik 3,1 persen dengan raihan angka 4,34 juta unit. Masing-masing di pasar Amerika Utara naik 14,6 persen untuk brand Toyota dan Lexus.
Sementara pasar Eropa tumbuh 10,2 persen. Mobil elektrifikasi seperti model-model hybrid turut berkontribusi menyumbang angka penjualan di dua benua tersebut, menjadi pilihan alternatif selain mobil listrik yang masih mahal dan infrastruktur terbatas.
Untuk di China, pemasaran kendaraan Toyota turun 10,8 persen disebabkan oleh banyaknya kompetitor yang bersaing ketat pada penempatan harga jual. Terutama brand lokal yang kian menjamur menawarkan mobil listrik dengan banderol kompetitif.